Petang
Ia mengajakku pulang
Bersama temaram jingganya
Yang remang, hangat, dan sendu
Sesekali bayang-bayang mendekap
Dari sela pepohonan, matahari diam-diam menatap
Ia suka merayuku
Di sepanjang jalan pulang
Lewat syair angin yang ia kirimkan
Namun hanya ada gemerasak dedaunan kering
Di tengah keramaian aku terasing
Ia selalu menyambutku
Ketika di jalan pulang
Membacakan sajak-sajak keindahan
Namun tembang pilu angin menutupi telingaku
Dan aku berjalan di dunia yang bisu
Ia terus bercerita
Di tiap perjalanan pulang
Burung dan awan-awan turut mendengarkan
Namun ketika ditanya ceritaku hari ini
Aku menatap lurus tanpa arti
Petang sungguh ingin mengusir sepiku
Tapi sepi hadir di tiap derapku